1
TUGAS
KOMPUTER DAN
MASYARAKAT
NAMA : DEDE MIZWAR ANAZ
NIM :
0822460500
FILM ANIMASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPUTER DAN MASYARAKAT
1.
Pengertian Film Animasi
Animasi merupakan sutu teknik yang banyak
sekali dipakai di dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh, bagian
dari suatu film, maupun bersatu dengan film live. Dunia film sebetulnya berakar
dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dunia gambar, yaitu ilustrasi
desain grafis (desain komunikasi visual). Melalui sejarahnya masing-masing,
baik fotografi maupun ilustrasi mendapat dimensi dan wujud baru di dalam film
live dan animasi.
Dapat
dikatakan bahwa animasi merupakan suatu media yang lahir dari dua konvensi atau
disiplin, yaitu film clan gambar. Untuk dapat mengerti clan memakai teknik
animasi, kedua konvensi tersebut harus dipahami dan dimengerti.
Film,
biasa dipakai untuk merekam suatu keadaan, atau mengemukakan sesuatu. Film
dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum, yaitu mengkomunikasikan suatu
gagasan, pesan atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya, clan karena sifat
hiburannya, film telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang paling
popular dan digemari. Karena itu juga dianggap sebagai media yang paling
efektif.
Untuk
dapat mempergunakan media film ada dua masalah pokok yang harus dihadapi, yaitu
masalah teknis film clan masalah teknik mengemukakan sesuatu denga film atau
biasa disebut teknik presentasi. Demikian juga dengan hal yang harus diketahui
di dalam film animasi, yaitu masalah teknik animasi, dan masalah teknik
mengkomunikasikan sesuatu dengan teknik animasi. Sering perkataan teknik
berkomunikasi lebih akrab dikatakan seni berkomunikasi.
Di
dalam kenyataannya memang hal ini sangat erat hubungannya dengan berbagai
bidang kegiatan seni, baik visual maupun verbal atau teateral. Bagi seorang
perencana komunikasi, kegiatan ini sangat penting dimengerti. Seorang pembuat
film akan mengahadapi masalah teknik membuat film dan seni membuat film.
Semua
hal yang tertulis di dalam pembahasan ini, bukanlah suatu batasan, melainkan
suatu cara melihat dan ringkasan permasalahan yang harus dikembangkan.
2. Asal Mula Teknik Film Animasi
Keinginan
manusia untuk membuat gambar atau santiran (image) yang hidup dan bergerak
sebagai pantara dari pengungkapan (expression) mereka, merupakan perwujudan
dari bentuk dasar animasi yang hidup berkembang. Kata animasi itu sendiri
sebenarnya penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to
animate, dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti menghidupkan (Wojowasito
1997). Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan
benda mati; Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi
untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Sebenarnya,
sejak jaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar binatang
mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol
Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih; Mereka mencoba untuk menangkap
gerak cepat lari binatang, seperti celeng,bison atau kuda, digambarkannya
dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk (Hallas and Manvell
1973:23).
Orang
Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-gambar para pegulat
yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat sekitar tahun 2000
sebelum Masehi (Thomas 1958:8)
Lukisan
Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup, dengan menggelarkan
gulungan lukisan, dibuat pada masa Heian(794-1192) (ensiklopedi Americana
volume 19, 1976). Kemudian muncul mainan yang disebut Thaumatrope sekitar abad
ke 19 di Eropa, berupa lembaran cakram karton tebal, bergambar burung dalam
sangkar, yang kedua sisi kiri kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan
tangan akan memberikan santir gambar burung itu bergerak (Laybourne 1978:18).
Hingga
di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam secara
terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang
lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang
sampai saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar
animasi ayng disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang
diputar dan diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah
alat cikal bakal proyektor pada bioskop (Laybourne 1978:23).
Kedua
pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini,dianggapsebagai pembuka
awal dari perkembangan teknik film animasi(Ensiklopedi AmericanavoLV1,1976:740)
Sepuluh
tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir abad ke 19. Di
tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana
berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar
hitam(black-line) dibuat di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative
sehingga yang terlihat figur menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam.
Sedangkan
di Amerika Serikat Winsor McCay (lihat gambar disamping) membuat film animasi
“Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figur digambar blabar hitam dengan latar
belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai
mengembangkan teknik film animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun
1920-an; Max Fleischer mengembangkan “Ko Ko The Clown” dan Pat Sullivan membuat
“Felix The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, di mana
figure digambar blabar hitam atau bayangan hitam bersatu dengan latar belakang
blabar dasar hitam atau dibuat sebaliknya. McCay membuat rumusan film dengan
perhitungan waktu, 16 kali gambar dalam tiap detik gerakan.
Fleischer
dan Sullivan telah memanfaatkan teknik animasi sell, yaitu lembaran tembus
pandang dari bahan seluloid (celluloid) yang disebut “cell”. Pemula lainnya di
Jerman, Lotte Reineger, di tahun 1919 mengembangkan film animasi bayangan, dan
Bertosch dari Perancis, di tahun 1930 membuat percobaan film animasi potongan
dengan figure yang berasal dari potongan-potongan kayu. Gambar berikut adalah
tokoh “Gertie The Dinosaurs”, dan “Felix the Cat”
George
Pal memulai menggunakan boneka sebagai figure dalam film animasi pendeknya,
pada tahun 1934 di Belanda. Dan Alexsander Ptushko dari Rusia membuat film
animasi boneka panjang “The New Gulliver” di tahun 1935.
Di
tahun 1935 Len Lye dari Canada, memulai menggambar langsung pada film setelah
memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui film”Colour of Box”.
Perkembangan Teknik film animasi yang terpenting, yaitu di sekitar tahun 1930-an.
Dimana muncul film animasi bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari Amerika
Serikat, melalui film”Mickey Mouse”, “Donald Duck” dan ” Silly Symphony” yang
dibuat selama tahun 1928 sampai 1940.
Pada
tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama dalam filmnya “Flower and
Trees”. Dan film animasi kartun panjang pertama dibuat Disney pada tahun 1938,
yaitu film “Snow White and Seven Dwarfs”.
Demikian
asal mula perkembangan teknik film animasi yang terus berkembang dengan gaya
dan ciri khas masing-masing pembuat di berbagai Negara di eropa, di Amerika dan
merembet sampai negaranegara di Asia. Terutama di Jepang, film kartun
berkembang cukup pesat di sana, hingga pada dekade tahun ini menguasai pasaran
film animasi kartun di sini dengan ciri dan gayanya yang khas.
3. Sikap Asas Film Animasi
Film
animasi berasal dari dua disiplin, yaitu film yang berakar pada dunia fotografi
dan animasi yang berakar pada dunia gambar. Kata film berasal dari bahasa
inggris yang telah di Indonesiakan, maknanya dapat kita lihat pada kamus umum
Bahasa Indonesia:
“1
barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid empat gambar potret
negative (yang akan dibuat potret atau dimainkan dalam bioskop); 2 lakon
(cerita) gambar hidup;” (Poerwadarminfa 1984)
Secara
mendasar pengertian film yang menyeluruh sulit dijelaskan. Baru dapat diartikan
kalau dilihat dari konteksnya; misalnya dipakai untuk potret negatif atau plat
cetak, film mengandung pengertian suatu lembaran pita seluloid yang diproses
secara kimia sebelum dapat dilihat hasilnya; atau yang berhubungan dengan
cerita atau lakon, film mengandung pengertian sebagai gambar hidup atau
rangkaian gambar-gambar yang bergerak menjadi suatu alur cerita yang ditonton
orang, bentuk film yang mengandung unsur dasar cahaya, suara dan waktu.
Sedangkan
pengertian animasi secara khusus dapat kita simak pada ensiklopedi “Americana”:
“Animated,
a motion picture consisting of series of invidual hand-drawn sketches, in which
the positions or gestures of the figures are varied slightly from one sketch to
another. Generally, the series is film and, when projected on screen, suggest
that figures are moving” (Encyclopedia Americana vol. V1,1976).
Teknik
film animasi, sperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya perhitungan
keceaptan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24 gambar tiap
detiknya.
Gambar
yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang terlihat adalah
gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat perubahan kecil dari satu gambar
ke gambar yang lain, adanaya suatu fenomena yang terjadi pada waktu kita
melihat, disebut Persistence of Vision, sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak
dari pandangan kita.
Berbeda
dengan film hidup, gambar diambil dari pemotretan obyek yang bergerak, lalu
dianalisis satu persatu menjadi beberapa gambar diam pada tiap bingkai pita
seluloid.
Sedangkan
film animasi, gerak gambar diciptakan dengan menganalisis gambar per gambar
atau kerangka demi kerangka oleh animator, lalu direkam gambar demi gambar atau
gerak demi gerak dengan menggunakan kamera stop-frame, kamera yang memakai alat
mesin penggerak frame by frame, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai per
bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24 bukaan
bingkai kamera untuk merekam gambar, gerak ke pita seluloid.
4. Jenis-jenis Animasi
Animasi
yang dulunya mempunyai prinsip yang sederhana, sekarang telah berkembang
menjadi beberapa jenis, yaitu:
Animasi
2D, Animasi 3D, Animasi tanah Hat (Clay Animation), Animasi Jepang (Anime).
a.
Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi
ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut dengan film
kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang
lucu. Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Contohnya banyak
sekali, baik yang di TV maupun di Bioskop. Misalnya: Looney Tunes, Pink
Panther, Tom and Jerry, Scooby Doo, Doraemon, Mulan, Lion King, Brother Bear,
Spirit, dan banyak lagi. Meski yang populer kebanyakan film Disney, namun bukan
Walt Disney sebagai bapak animasi kartun. Contoh lainnya adalah Felix The Cat,
si kucing hitam. Umur si kucing itu sudah lumayan tua, dia diciptakan oleh Otto
Messmer pada tahun 1919. Namun sayang, karena distribusi yang kurang baik, jadi
kita sukar untuk menemukan film-filmnya. Bandingkan dengan Walt Disney yang
sampai sekarang masih ada misalnya Snow White and The Seven Dwarfs (1937) dan
Pinocchio (1940).
b.
Animasi 3D (3 Dimensi)
Perkembangan
teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3D semakin berkembang
dan maju pesat. Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. Dengan animasi
3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud
manusia aslinya. Semenjak Toy Story buatan Disney (Pixar Studio), maka
berlombalombalah studio film dunia memproduksi film sejenis. Bermunculanlah,
Bugs Life, AntZ, Dinosaurs, Final Fantasy, Toy Story 2, Monster Inc., hingga
Finding Nemo, The Incredible, Shark Tale. Cars, Valian. Kesemuanya itu biasa
juga disebut dengan animasi 3D atau CGI (Computer Generated Imagery).
c.
Animasi Tanah Liat (Clay Animation)
Kata
orang, meskipun sekarang sudah jamannya Pizza dan Bistik, namun terkadang kita
juga masih kangen dengan masakan tradisional seperti sayur asem. Ungkapan tersebut
cocok buat animasi Clay Animation.
Jenis
ini yang paling jarang kita dengar dan temukan diantara jenis lainnya. Padahal
teknik animasi ini bukan termasuk teknik baru seperti pada saat Toy Story
membuka era baru animasi 3D. Bahkan, boleh dibilang nenek moyangnya animasi.
Karena animasi pertama dalam bentuk CIayAnimation. Meski namanya clay (tanah
liat), yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin,
bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh
dalam animasi Clay dibuat dengan memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya,
lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasficine sesuai bentuk tokoh yang ingin
dibuat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan, kaki, disa
dilepas dan dipasang lagi. Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per
gerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak
seperti yang kita tonton di film. Animasi Clay termasuk salah satu jenis dari
Stop-motion picture. Film Animasi Clay Pertama dirilis bulan Februari 1908
berjudul, A Sculptors Welsh Rarebit Nightmare. Untuk beberapa waktu yang lalu
juga, beredar film clay yang berjudul Chicken Run.
d.
Animasi Jepang (Anime)
Film-film
yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan Amerika dan Eropa. Namun, Jepang
pun tak kalah soal animasi. Jepang sudah banyak memproduksi anime (sebutan
untuk animasi Jepang). Berbeda dengan animasi Amerika, anime Jepang tidak semua
diperuntukkan untuk anak-anak, bahkan ada yang khusus dewasa.
Bicara
tentang anime, ada tokoh legendaris, yaitu Dr. Osamu Tezuka. Beliau menciptakan
Tetsuwan Atom atau lebih dikenal dengan Astro Boy. Seperti film animasi Amerika
atau Eropa, Anime juga terdiri dari beberapa jenis, tapi yang membedakan bukan
cara pembuatannya, melainkan formatnya, yaitu serial televisi, OVA, dan film
bioskop.
Software Pembuat Animasi
Di
pasaran sekarang ini sudah banyak beredar softwarwe pembuat animasi, baik itu
2D atau 3D. Untuk lebih jelasnya perhatikan daftar dibawah ini yang disusun
berdasarkan kriterianya.
Software
Animasi 2 Dimensi:
Macromedia
Flash, CoRETAS, Corel R.A.V.E., After Effects, Moho, CreaToon, ToonBoom,
Autodesk Animaton (1990-an) dll
Software
Animasi 3 Dimensi:
Maya,
3D Studio Max, Maxon Cinema 4 D, LightWave, Softlmage, Poser, Motion Builder,
Hash Animation Master, Wings 3D, Carrara, Infini-D, Canoma d
5. Perkembangan Animasi Di Indonesia
Seperti
di tempat-tempat lainnya di dunia, animasi di Indonesia juga berawal dari
lukisan-lukisan gua purba yang saat itu menceritakan tentang aktivitas-aktivitas
seperti perburuan atau ritual mistis. Begitu pula dengan wayang, yang juga
mengampil peran dalam cikal bakal animasi di Indonesia
Titik
awal kemunculan film animasi di Indonesia baru terjadi setelah tahun 1933,
setelah film-film animasi Walt Disney dimuat di koran lokal saat itu. Lalu pada
tahun 1955 Presiden Soeharto mengirim salah seorang seniman yang bernama Dukut
Hendronoto, atau yang lebih dikenal dengan Pak Ook untuk belajar animasi di
studio Walt Disney selama tiga bulan. Sepulangnya dari studio Disney, beliau
membuat film animasi Indonesia pertama yang berjudul “Si Doel Memilih” .
Walaupun saat itu film animasi digunakan sebagai alat propaganda politik. Tahun
1963 Pak Ook bergabung di TVRI dan mengembangkan animasi disana.
Pada
tahun 1970-an muncul studio animasi Anima Indah yang didirikan oleh orang
Amerika.Studio ini, selain produktif, juga menjadi salah satu pelopor bidang
animasi di Indonesia
Tahun
1980 merupakan tahun maraknya film animasi di Indonesia. Ada banyak karya yang
dihasilkan pada saat itu, seperti film serial animasi pertama yang ditayangkan
di televisi berjudul “Petualangan si Huma”, yang juga cukup sukses pada saat
itu. Pada tahun ini juga mulai banyak bermunculan studio-studio animasi di
Indonesia, seperti Wang Fim Animation, Evergreen,Marsa Juwita Indah, Red Rocket
Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta dan Tegal Kartun di
Tegal.
Film
animasi di Indonesia semakin marak pada tahun 1990-an. Contohnya Legenda
Buriswara, Nariswandi Piliang,Satria Nusantara serial Hela,Heli,Helo yang
merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya yang berkerjasama dengan PT Nurtanio. Pada tahun
1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti
Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil oleh Bening
Studio.
Tahun 2000-an muncul Studio
RedRocket dengan karyanya yang kebanyakan film serial TV Dongeng Aku dan Kau,
Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si
Kurus dan Si Macan, pada masa ini serial animasi cukup populer karena
menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Pada tahun 2003, serial 3D animasi
merambah layar lebar diantaranya Janus Perajurit Terakhir,. Kemudian pada bulan Mei 2004 terdapat film layar lebar 3D
animasi berdurasi panjang yang berjudul Homeland
Pada
tahun 2009 Indonesia berhasil membuat film animasi 3D pertama
yang ditayangkan di layar lebar. Dan konon kabarnya film ini siap Go
Internasional dan bersaing dengan film animasi sekelas Hollywod. Film yang
berjudul Meraih Mimpi tersebut diproduksi Infinite Frameworks (IFW),
studio animasi yang berpusat di Batam. “Kami bangga bisa meluncurkan Meraih
Mimpi ke pasar Indonesia,” ujar Managing Director IFW, Mike Wiluan, dalam
konferensi pers yang berlangsung di Hotel Grand Hyatt,
Sinopaia Film Animasi meraih mimpi
Film ini diawali dengan seorang gadis yang bernama Dana (
Gita Gutawa ) terpaksa mengikuti sebuah tradisi patriarkis di kampung.
Disamping itu ada masalah besar yang melibatkan keluarga Dana dan seluruh warga
kampung dengan pajak tanah yang besar karena ulah juragan tuan tanah yang
kejam. Rencana awal tuan tanah Pairot hendak mengusir seluruh penduduk kampung
untuk membangun perhotelan dan kasino.
Nah, disinilah cerita Meraih Mimpi mulai menarik untuk disimak. Akibat kejadian itu, Dana ingin mempertahankan kampungnya dan melawan tuan tanah pairot dengan melanjutkan sekolah melalui kompetisi beasiswa.
Nah, disinilah cerita Meraih Mimpi mulai menarik untuk disimak. Akibat kejadian itu, Dana ingin mempertahankan kampungnya dan melawan tuan tanah pairot dengan melanjutkan sekolah melalui kompetisi beasiswa.
Dana mempunyai teman binatang hutan dan Rai ( Patton Idola Cilik ) yakni adiknya yang membuat Dana sukses meraih beasiswa dan juga rahasia besar tuan tanah Pairot akan identitas yang sebenarnya.
Inti cerita Film Meraih Mimpi yg disutradarai oleh Phil Mohamad Mitchell ini mengisahkan seorang anak perempuan dan Keluarga yang menyayangi binatang dan lingkungan dengan tidak pernah berhenti untuk bermimpi dan berjuang.
Produksi
film ini dilakukan sepenuhnya di Batam selama tiga tahun dan memakan
biaya sebesar 5 juta dollar
AS. Setelah film
versi bahasa Inggrisnya selesai dibuat pada tahun 2008, film "Sing to The Dawn"
mulai didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan
Rusia. "Sing to The Dawn" tidak langsung diluncurkan ke
Indonesia karena IFW ingin memperkenalkan film tersebut ke penonton
internasional terlebih dahulu